Ritual Adat Pasola di Pulau Sumba
Ritual adat Pasola dilakukan dengan mengendarai kuda dan dilakukan di padang sabana |
Takarawa62. Pernakah anda jalan -
jalan ke Pulau Sumba, Kalau belum pernah sekedar informasi pulau Sumba
terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur, NTT sekitar satu jam perjalanan jika
anda memulai perjalanan dari bandara
Internasional Ngurah Rai Bali. Na, jika
Belom maka kali ini saya akan berbagi informasi wisata tentang ritual adat
pasola yang selalu diadakan tiap tahun di Pulau Sumba di dua kabupaten yaitu
kabupaten Sumba Barat dan Kabupaten Sumba Barat Daya.
Ritual adat pasola adalah suatu kegiatan adat dimana dua
kelompok bertarung dengan menggunakan lembing sebagai senjata utamanya. Setiap satu
regu biasanya diwakili oleh beberapa penunggang kuda yang siap bertarung. Ritual pasola ini selalu diadakan di bulan
februari dan juga bulan maret.
Dan waktu penyelenggaraan Pasola sangat
bergantung pada hitungan para tetua adat (Rato) yang menafsirkan berbagai
tanda-tanda alam, termasuk peredaran bulan. Perhitungan para Rato ini konon
tidak pernah meleset. Buktinya, setiap hari pelaksanaan Pasola, di tepi pantai
biasanya terdapat banyak nyale (cacing laut) sebagai tanda dimulainya permainan
Pasola. Dalam kalender Masehi, Pasola diadakan antara bulan Februari hingga
Maret
Dalam permainan yang menantang dan berbahaya
ini, melihat secara langsung dua kelompok ‘Kestaria Sumba‘ yang saling
berhadap-hadapan, kemudian memacu kuda secara lincah sambil sesekali melesatkan
lembing ke arah lawan. Tak hanya mahir berkuda dan melempar lembing, para
peserta Pasola ini juga sangat tangkas menghindari terjangan tongkat yang
dilempar oleh lawan. Derap kaki kuda yang menggemuruh di tanah lapang, suara
ringkikan kuda dan teriakan garang penunggangnya menjadi musik alami yang
mengiringi permainan ini. Belum lagi pekikan para penonton perempuan yang
menyemangati para ‘pahlawan‘ mereka di medan laga. Itulah suasana tegang dan
menantang dalam permainan Pasola.
Para pemuda yang siap melakukan ritual adat Pasola |
Dalam permainan ini, para peserta telah
menyiapkan tongkat kayu khusus sepanjang 1,5 meter dengan diamater 1,5
centimeter. Meskipun tongkat tersebut dibiarkan tumpul, tak jarang permainan
ini melukai para pesertanya, bahkan bisa memakan korban jiwa. Darah yang
mengucur di arena Pasola dianggap bermanfaat bagi kesuburan tanah dan
kesuksesan panen. Sementara apabila terdapat korban jiwa, maka korban tersebut
dianggap mendapat hukuman dari para dewa karena telah melakukan suatu
pelanggaran. Para peserta yang terkena lembing—jika memungkinkan—dapat
membalasnya di arena ini. Akan tetapi jika pertandingan telah usai, sementara
peserta masih penasaran untuk membalas terjangan tongkat lawan, maka ia harus
bersabar untuk menunggu Pasola pada tahun berikutnya. Sebab, dalam Pasola tidak
dibenarkan untuk mendendam, apalagi melakukan pembalasan di luar arena Pasola.
Jadi buat anda yang belum pernah menyaksikan
ritual adat pasola tunggu apa lagi segera persiapkan diri anda untuk
menyaksikan antraksi ini, Indonesia kaya loh kawan
– kawa, Sumba selalu menanti kunjungan teman-teman semua….
proses melempar lembing yang ditujukan buat kelompok lainnya |
Picture by : http://www.indonesia-tourism.com/forum/showthread.php?50660-Pasola-Festival-A-Unique-War-Tournament-in-West-Sumba And http://www.hiddenparadisetrip.com/pasola-sumba-island-festival/
0 komentar:
Posting Komentar