TAKARAWA62
For my RO Quote"
give me just a little more time ".
MENIKMATI MAKANAN
KHAS SUMBA, DARI NASI JAGUNG SAMPAI NYALE
Takarawa62. Sumba adalah
salah satu pulau di wilayah NTT yang penuh dengan keunikannya. Pada tulisan
kali ini akan diceritakan tentang makanan khas sumba seperti dikutip dari
travel.kompas.com yang berbeda dari wilayah lainya di Indonesia.
angan heran jika suatu saat Anda
mampir ke Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, dan kesulitan mencari rumah makan
yang menjual makanan khas. Anda hanya akan menemukan rumah makan Padang,
masakan Jawa seperti soto dan nasi pecel, ataupun masakan dengan bahan laut
serta tumis kangkung, menu lazim yang bisa didapatkan di seantero nusantara.
Bukan berarti wisata kuliner tak
bisa berkembang di kabupaten ini. Makanan khas Sumba sangat beragam. Sayangnya,
masyarakat setempat belum mengembangkan kuliner khas Sumba ke meja-meja di
rumah makan. Akhirnya, pendatang yang biasanya membuat rumah makan.
Beberapa waktu lalu
saat Kompas.com mampir ke Sumba Barat untuk menyaksikan Festival
Pasola, Lunga Beby Wadal, istri Bupati Sumba Barat, memperkenalkan berbagai
macam kuliner yang ada di Sumba Barat.
Sebagian besar merupakan masakan
rumahan, buatan para ibu-ibu Dharma Wanita setempat. Bagaimana rasa masakan
buatan para mama (sebutan khas di Sumba Barat untuk ibu) ini? Tak perlu
dipertanyakan lagi. Begitu nikmat. Walau menggunakan bahan yang jarang ditemukan
di luar Pulau Sumba, namun rasanya sangat mudah diterima di lidah.
Mari mulai dari Manu Pata’u Ni,
atau ayam kampung yang dimasak dengan santan. Kuah santannya disajikan secara
terpisah. Ada cara unik saat memakan ayam ini. Ayam biasa disajikan tuan rumah
yang kedatangan tamu.
“Pertama, saya harus kasih satu
ayam ke tamu. Lalu tamu robek ayamnya, misalnya bagian paha. Paha ini balikkan
ke tuan rumah. Sisanya untuk si tamu. Kalau tamu tidak bisa menghabiskan
ayamnya, harus dibawa pulang sisanya,” jelas Lunga.
Ini bukan sekadar tata cara saja,
melainkan mengandung filosofi mendalam bahwa antara tuan rumah dan tamu saling
berbagi rasa kasih. Dengan kata lain, saling menghargai.
“Adat kami kalau ada tamu yang
datang, tamu pulang membawa tentengan. Maksudnya kami jamu dengan makanan,
selesai makan kalau ada sisa, harus dibawa pulang oleh tamu,” ungkap Lunga.
Ayam kampung tadi cocok dimakan
dengan Nga’a Watary Patau Kabbe. Nasi jagung yang telah dicampur kacang merah.
Jagung terlebih dahulu digiling. Kacang merah dimasak hingga pecah, baru
dimasukkan jagung. Teksturnya yang kasar cocok dikuahi dengan kuah santan dari
ayam.
Hidangan pembuka seperti bubur
juga ada dalam daftar kuliner khas Sumba Barat. Seperti Raooluwa Paba'i yang
disantap sebagai pembuka atau bisa juga bersamaan dengan hidangan lain. Isinya
adalah daun pepaya dan daun ubi yang dimasak dengan beras dan santan.
Nah, untuk sayur, bahan daun ubi
menjadi salah satu kegemaran yang diolah menjadi sayur, selain juga bunga
pepaya. Misalnya Rowo Kabata berupa sayur bening yang memakai daun singkong,
daun pepaya, atau daun ubi. Beberapa orang suka mencampurnya dengan bunga
pepaya yang pahit namun lezat.
Lalu ada Ka'pu Pantunnu dari
jantung pisang. Ciri khasnya adalah aroma wangi yang muncul dari daun kemangi.
Ya, daun kemangi yang tumbuh di Pulau Sumba memiliki aroma wangi yang khas dan
kuat. Jantung pisang bagian tengah yang masih lembut dibakar lalu dicampur
kelapa parut setengah tua yang sudah dipanggang. Semakin sedan jika disantap
dengan nasi jagung.
Beralih ke sambal, ternyata
sambalnya begitu beragam. Favorit saya adalah Bokosawu Nyale. Sambal yang ini
jarang ada sebab menggunakan nyale sebagai bahan dasar. Nyale atau semacam
cacing laut hanya muncul setahun sekali.
Nyale mentah hanya dicampur
dengan kemangi dan perasan jeruk perut. Pertama melintas lidah, memang terasa
aneh. Namun, semakin disantap, rasanya semakin enak. Nyale terasa kenyal dan
gurih, serta tak berbau amis karena aroma wangi kemangi.
Jika tak doyan yang mentah, ada
juga sambal Nyale Pa'dongo. Nyale disangrai dengan kelapa parut, bawang merah,
bawang putih, jahe, daun kemangi, dan lombok. Selintas seperti serondeng. Sebab
bahan-bahan diaduk terus hingga kering dan menyatu. Nyale nyaris tak terlihat.
Sambal khas lainnya adalah
Bokosawu Karagge yang berwarna hitam sebab terbuat dari kepiting air tawar yang
memang memiliki warna hitam. Atau, Sambal Toro Poddu dari terong mentah dan
dicampur kemangi serta cabai lombok.
Untuk hidangan pencuci mulut bisa
mencoba rujak Kalowo Paba'i dari pepaya. Pepaya dicampur cabai lombok, gula,
garam, kasa atau sejenis buah asam, dan daun asam hutan. Tanaman ini memang
khas Sumba, daunnya berduri dan mengeluarkan rasa asam.
Ini baru satu jenis rujak,
sejatinya ada banyak lagi. Sebab, kita harus berlanjut ke aneka kue. Salah satu
yang menarik adalah Kadapet Watara yang terbuat dari campuran jagung, kacang
tanah, dan pisang. Bisa disantap yang sudah berbentuk bulatan atau jika ingin
dibawa, adonan dibungkus daun jagung.
Lunga menuturkan ke depan pihaknya ingin membuat rumah makan khas kuliner Sumba Barat. Minimal, saat
penyelenggaraan Festival Pasola, para ibu-ibu PKK membuka stan semacam bazaar
yang menjual aneka masakan Sumba Barat.
Hanya satu kata untuk
menggambarkan kuliner Sumba Barat, yaitu “lezat”. Sayang jika kekayaan kuliner
ini tak bisa dinikmati oleh para turis yang datang ke Sumba Barat. Kita
nantikan saja rencana para mama memperkenalkan kuliner Sumba Barat. selama
berwisata
image source : defilailafazr.wordpress.com. travel.detik.com
0 komentar:
Posting Komentar