Mari Kunjungi Nusa Tenggara Timur dan Nikmati Budayanya, Alamnya dan Keramahan Masyarakatnya.

Quote

see the world from others side

TAKARAWA62

You're every reason, every hope and every dream i've ever had-Nicholas Sparks (The Notebook) ~My RO

TAKARAWA62

I love you and that's the beginning and end of everything ― F. Scott Fitzgerald ~My RO

TAKARAWA62

I love you not only for what you are, but for what I am when I am with you ― Roy Croft ~ My RO

TAKARAWA62

You give me hope in my times of trial, joy in my saddest hours and love in all I do ~ My RO

TAKARAWA62

You're special to me in every way. Thank you for being who you are and for letting me be myself ~ My RO

Kamis, 11 Februari 2016

KELIMUTU, DANAU TIGA WARNA YANG MENARIK DI FLORES, NTT


Quote “ Don’t let the past steal your presnt, Terri Guillemets”~My RO


Danau tiga warna Kelimutu

Takarawa62. Halo sahabat takarawa semuanya pada postingan kali ini saya akan membagi informasi tentang keindahan dan keunikan danau kelimutu di Flores, NTT. Ya, danau kelimutu adalah danau yang memiliki keunikan tersendiri karena mempunyai kawah  tiga  warna, yaitu merah, biru, dan putih.

Danau kelimutu terletak di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur, NTT memiliki ketinggian 1.639 meter atau 5.377 kaki di atas permukaan laut. Danau kawah tersebut memiliki luas sekitar 1.051.000 meter persegi dengan volume air 1.292 juta meter kubik. Ketinggian dinding antara 50 hingga 150 meter. Dinding danau kawah ini tergolong terjal karena memiliki kemiringan sebesar 70 derajat.Danau kawah ini dikatakan unik bukan hanya karena perbedaan dari ketiga warnanya, namun danau kawah ini juga sering kali berubah warna.

Kata Kelimutu sendiri merupakan gabungan kata dari “keli” yang berarti gunung dan kata “mutu” yang berarti mendidih. Menurut kepercayaan penduduk setempat, warna-warna pada danau Kelimutu memiliki arti masing-masing dan memiliki kekuatan alam yang sangat dahsyat.

Danau atau Tiwu Kelimutu di bagi atas tiga bagian yang sesuai dengan warna – warna yang ada di dalam danau. Danau berwarna biru atau “Tiwu Nuwa Muri Koo Fai” merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal. Danau yang berwarna merah atau “Tiwu Ata Polo” merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dan selama ia hidup selalu melakukan kejahatan/tenung. Sedangkan danau berwarna putih atau “Tiwu Ata Mbupu” merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal.
tampak danau Kelimutu yang begitu indah
Danau Kelimutu awal mulanya daerah ini diketemukan oleh Van Such Telen, warga negara Belanda, tahun 1915. Keindahannya dikenal luas setelah Y. Bouman melukiskan dalam tulisannya tahun 1929. Sejak saat itu wisatawan asing mulai datang menikmati danau yang dikenal angker bagi masyarakat setempat. Mereka yang datang bukan hanya pencinta keindahan, tetapi juga peneliti yang ingin tahu kejadian alam yang amat langka itu.Beberapa flora yang dapat ditemui di sekitar danau antara lain Kesambi (Schleichera oleosa), Cemara (Casuarina equisetifolia) dan bunga abadi Edelweiss. Sedangkan fauna yang ada di sekitar danau, antara lain Rusa (Cervus timorensis), Babi hutan (Sus sp.), Ayam hutan (Gallus gallus) dan Elang (Elanus sp.)

Akses ke Kawasan ini yaitu dari ibukota Propinsi NTT, yakni Kupang, menggunakan pesawat menuju kota Ende, di Pulau Flores, dengan waktu tempuh mencapai 40 menit. kemudian perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan angkutan umum berupa mini bus, menuju Desa Kaonara, yang berjarak 93 km, dengan waktu tempuh sekitar 3 jam. Dari Desa Koanara menuju Puncak Danau Kelimutu, berjalan sepanjang 2,5 km.
Anak tangga yang harus dilalui menuju ke kawah Kelimutu

Jadi buat para sahabat sekalian yang ingin berwisata jangan lupakan memasukan danau kelimutu dalam list objek wisata yang harus di kunjungi, Kelimutu sudah menantimu sahabat sekalian. Selamat berwisata ~My RO




Sumber : https://www.twisata.com/keindahan-dibalik-sejarah-danau-tiga-warna-gunung-kelimutu/ dan https://wisatanusatenggara.wordpress.com/wisata-nusa-tenggara-timur/danau-kelimutu/

Gambar : http://dolanbareng.com/meniti-ratusan-anak-tangga-demi-lihat-dahsyatnya-danau-kelimutu/ 
Share:

Selasa, 09 Februari 2016

PESONA WAE REBO, KAMPUNG DI ATAS AWAN YANG MENAWAN

WAE REBO, KAMPUNG DI ATAS AWAN 



Kampung Wae Rebo dengan rumah adatnya yang berbentuk kerucut 

Takarawa62. Keindahan tempat wisata di Nusa Tenggara Timur tidak diragukan lagi, berbagai tempat wisata yang sudah terkenal  misalnya pulau Komodo, danau tiga warna Kelimutu dan aktraksi Pasola di pulau Sumba, na pada kali ini saya akan berbagi  informasi tempat wisata di Pulau Flores yaitu pesona kampung Wae Rebo, kampung yang terletak di atas pegunungan sekitar 1.200 mdpl diatas permukaan laut yang sering dijuluki kampung di atas awan.
Kampung Wae Rebo terletak di barat daya kota Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai. Wae Rebo merupakan bagian dari Desa Satar Lenda, Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai Barat, Flores. Wae Rebo merupakan sebuah desa terpencil yang dikelilingi pegunungan dan panorama hutan tropis lebat. Wae Rebo kini telah tumbuh menjadi tujuan favorit untuk eko-pariwisata. Untuk sampai ke Wae Rebo, dapat dipilih jalur melalui Ruteng dan trekking dari Desa Sebu Denge ke Sungai Ras Wae.Desa Wae Rebo bisa ditempuh 4 jam perjalanan darat dari Ruteng dengan medan berkelok menuju Desa Dintor. Dari Dintor kemudian jalan langsung menanjak. Melewati pematang sawah dan jalan setapak dari Sebu sampai Denge. Perjalanan masih berlanjut menuju Sungai Wae Lomba. Barulah setelah sungai itu akan tiba di Desa Wae Rebo
penduduk kampung Wae Rebo 

Daya tarik utama Wae Rebo adalah rumah adatnya, yang disebut mbaru niang. Rumah niang berbentuk kerucut dengan atap terbuat dari daun lontar. Jumlahnya hanya ada 7, tidak boleh lebih. Dalam bahasa Manggarai, Mbaru Niang berarti ‘rumah drum’. Bangunan berbentuk kerucut ini dibangun secara tradisional. Atap besar terbuat dari ijuk yang hampir menyentuh tanah, mirip dengan honai di Papua, didukung dengan sebuah tiang kayu pusat. Didalamnya terdapat perapian yang terletak di tengah rumah. Disebut rumah drum karena salah satu rumah digunakan untuk menyimpan drum pusaka suci dan gong yang merupakan media sakral klan untuk berkomunikasi dengan nenek moyang.
Demikan informasi yang saya berikan kiranya dapat memberi gambaran tentang objek wisata kampung Wae Rebo, sudah saatnya anda berkunjung dan menikmati keindahan alam Wae Rebo, Kampung di atas awan.
Kampung Wae Rebo tampak dari kejauhan 

Sumber :   http://kalamantana.com/articles/flores/wae-rebo-kampung-di-atas-awan/, https://id.wikipedia.org/wiki/Mbaru_Niang

Picture by : http://wiranurmansyah.com/menuju-wae-rebo
Share:

Senin, 08 Februari 2016

Melihat Sumba Dari Ritual Adat Pasola

Ritual Adat Pasola di Pulau Sumba
Ritual adat Pasola dilakukan dengan mengendarai kuda dan dilakukan di padang sabana

Takarawa62. Pernakah anda jalan -  jalan ke Pulau Sumba, Kalau belum pernah sekedar informasi pulau Sumba terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur, NTT sekitar satu jam perjalanan jika anda memulai perjalanan  dari bandara Internasional Ngurah Rai Bali. Na,  jika Belom maka kali ini saya akan berbagi informasi wisata tentang ritual adat pasola yang selalu diadakan tiap tahun di Pulau Sumba di dua kabupaten yaitu kabupaten Sumba Barat dan Kabupaten Sumba Barat Daya.
Ritual adat pasola adalah suatu kegiatan adat dimana dua kelompok bertarung dengan menggunakan lembing sebagai senjata utamanya. Setiap satu regu biasanya diwakili oleh beberapa penunggang kuda yang siap bertarung.  Ritual pasola ini selalu diadakan di bulan februari dan juga bulan maret.
Dan waktu penyelenggaraan Pasola sangat bergantung pada hitungan para tetua adat (Rato) yang menafsirkan berbagai tanda-tanda alam, termasuk peredaran bulan. Perhitungan para Rato ini konon tidak pernah meleset. Buktinya, setiap hari pelaksanaan Pasola, di tepi pantai biasanya terdapat banyak nyale (cacing laut) sebagai tanda dimulainya permainan Pasola. Dalam kalender Masehi, Pasola diadakan antara bulan Februari hingga Maret
Dalam permainan yang menantang dan berbahaya ini, melihat secara langsung dua kelompok ‘Kestaria Sumba‘ yang saling berhadap-hadapan, kemudian memacu kuda secara lincah sambil sesekali melesatkan lembing ke arah lawan. Tak hanya mahir berkuda dan melempar lembing, para peserta Pasola ini juga sangat tangkas menghindari terjangan tongkat yang dilempar oleh lawan. Derap kaki kuda yang menggemuruh di tanah lapang, suara ringkikan kuda dan teriakan garang penunggangnya menjadi musik alami yang mengiringi permainan ini. Belum lagi pekikan para penonton perempuan yang menyemangati para ‘pahlawan‘ mereka di medan laga. Itulah suasana tegang dan menantang dalam permainan Pasola.
Para pemuda yang siap melakukan ritual adat Pasola

Dalam permainan ini, para peserta telah menyiapkan tongkat kayu khusus sepanjang 1,5 meter dengan diamater 1,5 centimeter. Meskipun tongkat tersebut dibiarkan tumpul, tak jarang permainan ini melukai para pesertanya, bahkan bisa memakan korban jiwa. Darah yang mengucur di arena Pasola dianggap bermanfaat bagi kesuburan tanah dan kesuksesan panen. Sementara apabila terdapat korban jiwa, maka korban tersebut dianggap mendapat hukuman dari para dewa karena telah melakukan suatu pelanggaran. Para peserta yang terkena lembing—jika memungkinkan—dapat membalasnya di arena ini. Akan tetapi jika pertandingan telah usai, sementara peserta masih penasaran untuk membalas terjangan tongkat lawan, maka ia harus bersabar untuk menunggu Pasola pada tahun berikutnya. Sebab, dalam Pasola tidak dibenarkan untuk mendendam, apalagi melakukan pembalasan di luar arena Pasola.

Jadi buat anda yang belum pernah menyaksikan ritual adat pasola tunggu apa lagi segera persiapkan diri anda untuk menyaksikan antraksi ini, Indonesia kaya   loh  kawan – kawa, Sumba selalu menanti kunjungan teman-teman semua….
proses melempar lembing yang ditujukan buat kelompok lainnya







Share:
Diberdayakan oleh Blogger.

Quote

"Berbagi itu indah, sekecil apapun akan sangat berarti bagi yang membutuhkan"~My RO

Blogger templates