Takarawa62. Pulau Sumba punya sederet tempat wisata yang sangat potensial untuk dikembangkan, salah satunya Pantai Kawona. Berlokasi di Kabupaten Sumba Barat Daya. Tempat ini tidak hanya indah, namun masih perawan.
Siang itu, matahari di atas kepalaku bersinar dengan sangat sombong dan angkuh. Panasnya sungguh bikin saya gerah dengan semua ini, tapi tidak lebih gerah dari gerahnya masyarakat terhadap para wakilnya.
Es Buah di seberang rumah Pak Camat memanggil-manggil namaku, dan saya pun terhanyut olehnya. Udara di Nusa Tengggara Timur memang sangatlah panas. Hal ini dikarenakan letak dan kondisi geografisnya, membuat angin yang bertiup di daratan NTT adalah angin panas.
Sekarang saya berada di Kecamatan Loura, Sumba Barat Daya. Kecamatan yang akhir-akhir ini baru saja mekar, dan sedikit membuat saya bingung. Hari ini tujuan saya adalah pergi ke pantai, menyejukkan pikiran dari penatnya kerja mengedit kuisioner yang begitu banyak.
Salah satu cara berwisata gratis adalah dengan mengikuti beberapa proyek survey seperti yang saya lakukan ini. Sudah gratis, dibayar pula.
Bersama empat orang teman, Nike, Siska, dan Hendi, kami pun memacu motor sewaan kami menuju salah satu pantai yang tempatnya tidak jauh dari rumah responden kami, yakni di Desa Kawona, tidak jauh dari Kantor Bupati Sumba Barat Daya, di Jalan Raya Kota Kodi.
Pantai tersebut belum ada namanya, jadi kami namakan pantai tersebut dengan nama Pantai Kawona, sesuai nama Desa dimana pantai tersebut berada.
Saya kira desa ini masih masuk Kecamatan Loura atau Kecamatan Tambolaka, namun ternyata ini masuk Kecamatan Wewewa Barat, yang notabene seluruh desanya berada di daerah pegunungan. Ini malah menyempil di sini.
Jalanan menuju pantai tidak begitu jauh, namun lumayan memacu adrenalin. Kami harus melewati jalan-jalan pengerasan yang berbatu dengan karang-karang tajam. Butuh keahlian khusus meliuk-liukan motor di sini. Kami parkirkan motor sembarangan, karena memang tidak ada tempat parkir di sini.
Ahh, angin pantai yang sejuk sekaligus panas menerpa wajahku bersama butiran-butiran pasir pantai yang seperti scrub ini. Pasir pantainya benar-benar putih, diselingi oleh sebaran rumput laut yang membuatnya seperti sebuah oase di tengah padang pasir.
Tidak ada pengunjung lain di sini selain kami berempat, dan empat nelayan lainnya yang menatap kami penuh penasaran. Mungkin mereka berpikir, "Itu orang-orang tidak ada kerjaan apa?"
Di seberang pantai terlihat pelabuhan yang tidak terlalu sibuk. Beberapa kali kapal-kapal kecil tampak lalu lalang dengan suara motornya yang begitu berisik. Tapi sungguh, pantai ini direkomendasikan banget buat kalian yang ingin menyepi dan bermeditasi.
sumber : http://travel.detik.com/read/2014/04/07/104700/2542906/1025/4/kawona-sang-perawan-dari-sumba-barat-daya#menu_stop
0 komentar:
Posting Komentar