Mari Kunjungi Nusa Tenggara Timur dan Nikmati Budayanya, Alamnya dan Keramahan Masyarakatnya.

Quote

see the world from others side

TAKARAWA62

You're every reason, every hope and every dream i've ever had-Nicholas Sparks (The Notebook) ~My RO

TAKARAWA62

I love you and that's the beginning and end of everything ― F. Scott Fitzgerald ~My RO

TAKARAWA62

I love you not only for what you are, but for what I am when I am with you ― Roy Croft ~ My RO

TAKARAWA62

You give me hope in my times of trial, joy in my saddest hours and love in all I do ~ My RO

TAKARAWA62

You're special to me in every way. Thank you for being who you are and for letting me be myself ~ My RO

Kamis, 22 Oktober 2015

Dampak Kelaparan, Warga Sumba Konsumsi Ubi Iwi


Takarawa62. Warga belasan desa di empat kecamatan di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), mulai mengkonsumsi ubi beracun atau biasa disebut ubi iwi oleh warga sekitar karena rawan pangan yang mulai melanda daerah itu.
“Ada belasan desa di empat kecamatan yang melaporkan daerah dilanda rawan pangan akibat kekeringan berkepanjangan,” kata Penjabat Bupati Sumba Timur John Hawula kepada wartawan, Kamis, 22 Oktober 2015.
Menurut John, rawan pangan yang melanda Sumba Timur diakibatkan kemarau panjang, sehingga penggarapan lahan pertanian tidak optimal.
John mengaku pihaknya sedang melakukan identifikasi dan pemetaan lokasi rawan pangan. “Kami belum tahu lokasi pastinya di mana, namun kami masih mengidentifikasinya,” katanya.
Pemerintah, menurut John, belum memberikan bantuan karena masih mengidentifikasi lokasi-lokasi rawan pangan. “Setelah lakukan indentifikasi, barulah kami tangani dengan memberikan bantuan emergency,” ucapnya.
Dia mengatakan warga Sumba Timur masih bisa mengkonsumsi pangan lokal, seperti ubi iwi atau ubi hutan beracun. “Jadi warga konsumsi ubi iwi bukan karena rawan pangan, tapi sudah biasa,” ucapnya.
Ubi Iwi, kata dia, harus diambil untuk dikonsumsi. Sebab, jika tidak, ubi itu akan membusuk dan tidak tumbuh lagi. “Setelah diambil, ubi akan disimpan dua hari, baru diolah untuk bisa dikonsumsi,” katanya.
sumber : http://www.nttterkini.com/rawan-pangan-warga-sumba-konsumsi-ubi-iwi/
Share:

Senin, 18 Mei 2015

Angkut Material Jembatan dan Ribuan Pohon, KM ADRI XLIX Berlayar ke Nusa Tenggara

 
Takarawa62- Ekspedisi NKRI 2015 Koridor Kepulauan Nusa Tenggara masih berlangsung hingga awal Juni mendatang. Masing-masing bidang terus melakukan penelitian dan pengembangan untuk mendukung pemerataan pembangunan di kawasan Kepulauan Nusa Tenggara.

Hari ini, Direktorat Perbekalan dan Angkutan Angkatan Darat (Ditbekangad) sebagai kekuatan alat angkut air di jajaran TNI AD memberangkatkan KM ADRI XLIX untuk mendukung logistik di kawasan itu. Kapal ini mengangkut material untuk membangun jembatan dan 18.060 bibit pohon dari Paguyuban Budiasi.

Selain itu, kapal yang dikomandani oleh Mayor Cba Muhibur ini juga mengangkut obat-obatan dari Kemenkes, peralatan olahraga dari Kemenpora, paralatan sekolah dari Kemdikbud, buku keagamaan dari Kemenag, jembatan gantung serta bantuan logistik lain dari individu dan swasta.

Seluruh material dan bibit tersebut akan didistribusikan ke 8 subkorwil yaitu Karang Asem, Lombok Timur, Sumbawa, Bima, Sumba Barat Daya, Ende, Alor dan Belu. Upacara pemberangkatan dipimpin oleh Danyon Bekang-4/Air Letkol Cba Atjep Miharjasoma di Pangkalan Yonbekang-4/Air Tanjung Priok Jakarta Utara.

"Kapal pendarat serbaguna ini menuju Kepulauan Nusa Tenggara mengantar logistik dalam mendukung kegiatan Ekspedisi NKRI yang merupakan wujud nyata kepedulian TNI bersama komponen bangsa dalam mengatasi kesulitan rakyat," kata Kabagminlog Ekspedisi NKRI 2015, Letkol Cba Bambang Muktiyono, dalam rilis yang diterima detikcom, Sabtu (25/4/2015).

Armada andalan Yonbekang-4/Air memiliki panjang 68 meter, lebar 13,5 meter, tinggi geladak 5,7 meter, sarat air 2,75 meter. Kapal ini dilengkapi dengan mesin penggerak dengan ukuran 2 x 720 HP.

Kecepatan maksimal yang dapat dicapai KM ADRI XLIX yaitu 20 knot, dengan tanki bahan bakar berkapasitas 250 ton dan tanki air tawar berkapasitas hingga 432 ton. Jarak jelajah kapal mencapai 3.000 mil laut. Sementara ruang palkah bervolume 1.450 m3.

Kegiatan ekspedisi ini melibatkan 1.227 personel gabungan dari TNI, Polri, peneliti, mahasiswa, pemda dan masyarakat setempat. Ekspedisi NKRI ke-5 ini telah berlangsung sejak tanggal 5 Februari dan akan berakhir pada tanggal 5 Juni 2015.

Kegiatan ini difokuskan dalam beberapa bidang seperti geologi, flora-fauna, kehutanan, pengabdian masyarakat, sosial-budaya dan potensi bencana. Tim akan menindaklanjuti setiap temuan baru di lapangan dan berkoordinasi dengan Posko Utama yang berlokasi di Jakarta sehingga dapat segera ditindaklanjuti.
sumber : http://news.detik.com/read/2015/04/25/170324/2898123/10/angkut-material-jembatan-dan-ribuan-pohon-km-adri-xlix-berlayar-ke-nusa-tenggara
Share:

Perintah Jokowi ke Menpar: Promosikan Wisata NTT!


Perintah Jokowi ke Menpar: Promosikan Wisata NTT!
Takarawa62. Tak hanya kaya dengan potensi peternakan dan perikanan, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) juga kaya dengan potensi pariwisata. Hal ini diungkapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi), saat menghadiri Hari Ulang Tahun ke-56 Provinsi NTT di rumah Gubernur NTT Frans Lebu Raya di Jalan Eltari, Kupang.

"Saya melihat NTT punya kekayaan yang sangat potensial di bidang pariwisata. Ada Danau Kelimutu, Pulau Komodo, dan ada tarian daerah," ungkap Jokowi, Sabtu (20/12/2014).

Punya kekayaan yang luar biasa di bidang pariwisata, Jokowi meminta Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mempromosikan pariwisata NTT hingga ke luar negeri.

"Potesinya harus dipromosikan agar diketahui wistawan domestik dan luar negeri. Saya perintahkan kepada menteri pariwisata untuk gencar promosikan ini," tambahnya.

Dengan makin banyaknya wisawatawan lokal dan asing ke NTT, maka gerak ekonomi masyarakat NTT akan meningkat dan sejahtera.

"Tanpa peredaran uang yang ada di sini kesejahteraan sulit ditingkatkan karena kekuatannya ada di situ. Sama juga di bidang peternakan," tandas Jokowi.

Acara ini hari ini juga dihadiri oleh Menteri Perindustrian Saleh Husin, dan Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadi Muljono ikut hadir. Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
sumber : http://finance.detik.com/read/2014/12/20/112313/2783156/4/perintah-jokowi-ke-menpar-promosikan-wisata-ntt
Share:

Taman Nasional Laiwangi - Wanggameti



 
Taman Nasional Laiwangi-Wanggameti adalah sebuah daerah perlindungan flora dan fauna di pulau Sumba, provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Taman ini merupakan suatu perwakilan berbagai tipe hutan di pulau Sumba, termasuk "hutan elfin" yang jarang terdapat dan memiliki keanekaragaman jenis bernilai cukup tinggi terutama yang terdapat pada ketinggian 800 meter dari permukaan laut.
Flora
Hasil analisis vegetasi di Taman Nasional Laiwangi-Wanggameti di Kawasan Hutan Wanggameti untuk tingkat pohon didominasi berturut-turut oleh kayu omang/cemara hutan (Podocarpus imbricatus BI) , kadhuru/nyatoh    (Palaqium obovatum Engl.), wihi kalauki (Calophyllum soulattri Burm, F), Murungiha (Helicia excelsa Blume), kayarak/tangongo (Quercus piriformis), laru (Myristica teijsmanni Miq), malairou (Polyosma sp), kadhuru bara (Palaquium obtusifolium Burck.
 Sedangkan untuk tanaman unggul lokal di Pulau Sumba antara lain Cendana (Santalum album) ,Inju Watu (Spondias pinata Merr), Kaduru, Nyatoh (Palaquium obovatum), ai marra. Horani/Suren (Toona sureni Merr), Kesambi (Schleihesa oleosa),  Lobung/Salam (Eugenis sp), Manera        (Aglaia eusideroxylon),  Mayela (Artocarpus glaucus BL),                Ulu kataka, Langaha,  Mbakuhau, Pulai (Alstonis scholaris), Halai  (Alstonis spectabilis),
Kanawa, Sawo Kecik (Manilkara kauki).     Di samping itu juga  masih terdapat beberapa potensi non kayu seperti rotan,  bunga bangkai, bunga anggrek, dan Jenis tanaman palem.
Diantara jenis kayu diatas terdapat   beberapa jenis kayu yang Khas, seperti seperti kayu ai marra yang mana merupakan kayu yang sering dijadikan sarang oleh Burung Kakatua, ai lobung yang sering digunakan masyarakat sumba dalam membangun rumah.

sarang semut
 

  Fauna
Kawasan Taman Nasional Laiwangi Wanggameti merupakan rumah bagi 176 jenis burung, 22 jenis mamalia, 115 jenis kupu- kupu, 7 jenis amphibi, dan 29 jenis reptile. 9 jenis burung diantaranya adalah jenis endemic burung sumba antara lain :
Rangkong sumba, kakatua kecil jambul jingga, gemak sumba, walik rawa manu, Madu sumba, Punggok wengi, Bayan sumba, dan Punai sumba. Disamping itu terdapat juga jenis satwa liar seperti, rusa timur, babi hutan, monyet ekor pajang, beberapa jenis reptile terutama Phyton timorensis.
julang sumba


Sumber : http://akusumanegara.blogspot.com/2011/07/sekilas-tentang-taman-nasional-laiwangi.html,  http://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Nasional_Laiwangi_Wanggameti
Share:

Kamis, 09 April 2015

Mengenal Sasando Alat Musik Tradisional dari Rote, NTT

sasando-rote.jpgTakarawa62. Sasando merupakan alat musik tradisional dari kebudayaan Rote, Nusa Tenggara Timur. Orang-orang Rote menyebutnya (Sasandu), artinya alat yang bergetar atau berbunyi. Atau dalam bahasa Kupang sering menyebutnya sasando, alat musik berdawai yang dimainkan dengan cara memetik dengan jari-jemari tangan. Sasando adalah sebuah alat instrumen musik yang dipetik. Konon sasando telah digunakan di kalangan masyarakat Rote sejak abad ke-7.

Bahan utama sasando adalah bambu yang membentuk tabung panjang. Lalu pada bagian tengah, melingkar dari atas ke bawah diberi penyangga atau ganjalan-ganjalan—dalam bahasa rote disebut senda—tempat senar-senar atau dawai direntangkan mengelilingi tabung bambu, bertumpu dari atas kebawah. Senda ini memberikan nada yang berbeda-beda kepada setiap petikan senar. Pada mulanya alat penyetem dawai terbuat dari kayu, yang harus diputar kemudian diketok untuk mengatur nada yang pas. Lalu tabung sasando ini ditaruh dalam sebuah wadah yang terbuat dari anyaman daun lontar yang disebut haik. Haik inilah yang berfungsi sebagai resonansi sasando.

Ada beberapa versi ceritra rakyat yang mengisahkan tentang  awal mulanya sasandu/sasando, diantaranya ceritra ini bermula  dari terdamparnya seorang pemuda bernama Sangguana di pulau Ndana. Kemudian oleh penduduk sekitar, ia dibawa ke hadapan raja Takalaa. Inilah awal mula pertemuan Sangguana dengan putri raja. Sangguana pun jatuh cinta pada sang putri, namun raja mempunyai syarat untuk menerima Sangguana.  Sangguana diminta raja untuk membuat alat musik yang lain dari yang lain. Dalam mimpinya Sangguana memainkan alat musik yang indah bentuknya dengan suara yang merdu.  Mimpi itulah yang mengilhami Sangguana untuk membuat alat musik seperti yang diinginkan sang raja. Alat musik itu diberi nama sasandu. Kemudian sasandu tersebut diberikan kepada putri raja dan putri raja memberi nama Hitu (tujuh) makna dari pemberian nama tersebut karna 7 (tujuh) dawai sasando bergetar bersamaan saat dipetik. Sangguanapun akhirnya mempersunting putri raja, karena berhasil memenuhi keinginan raja. Oleh karena itu, secara fungsi dan pemakaiannya, sasando biasanya dimainkan untuk mengiringi nyanyian, menirukan nyanyian, mengiringi pembacaan syair daerah Rote juga untuk mengiri tari, menghibur keluarga yang berduka dan yang sedang mengadakan pesta. Tidak ada syarat atau ritual khusus untuk bisa memainkanya. Siapa pun bisa belajar untuk memainkannya.

Perkembangan sasando terhitung pesat, berawal dari sasando berdawai 7 (pentatonik) dengan sebutan sasando gong, karena biasanya dimainkan dengan irama gong, kemudian sasando gong berkembang menjadi alat musik petik pentatonik dengan 11 (sebelas) dawai. Sasando gong sangat populer di kepulauan Rote.

Kemudian diperkirakan pada akhir abad ke 18 sasando mengalami perubahan, dari sasando gong ke sasando biola. Sasando biola lebih berkembang di Kupang. Dinamai sasando biola karena nada-nada yang ada pada sasando meniru  nada pada biola. Nadanya diatonis dan bentuknya mirip sasando gong tetapi bentuk bambu dan diameternya lebih besar dari sasando gong dan jumlah dawai pada sasando biola lebih banyak, awalnya 30 nada kemudian berkembang menjadi 32 hingga 36 dawai. Sasando biola ada  2 bentuk yaitu sasando dengan bentuk ruang resonansinya terbuat dari daun lontar/haik dan sasando biola dengan bentuk ruang resonansinya terbuat dari bahan kayu maupun multiplex (kotak/box/peti). Seperti yang sering kita lihat pada uang kertas lima ribuan emisi tahun 1992.

Di tahun 1958, sasando elektrik mulai dibuat hingga pada tahun 1960 berhasil dirampungkan dan mendapatkan bunyi yang sempurna sama dengan suara aslinya. Bentuk sasando elektrik ini dibuat sebanyak 30 dawai. Pembuat pertamanya adalah Arnoldus Edon, dan sasando listrik buatan perdananya langsung di bawah ke Jakarta oleh Thobi Messakh (tokoh adat dari Rote). Alat yang paling penting pada sasando elektrik, selain badan sasando dan dawai, adalah spul (pickup)  yang merupakan sebuah transducer yang akan mengubah getar dawai menjadi energi listrik, lalu diteruskan melalui kabel dan masuk ke dalam amplifier.
sumber : http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/872/sasando-alat-musik-tradisional-dari-rote
Share:

Kamis, 26 Maret 2015

Kawona, Sang Perawan yang eksotik dari Sumba Barat Daya

 Pantai Kawona
Takarawa62. Pulau Sumba punya sederet tempat wisata yang sangat potensial untuk dikembangkan, salah satunya Pantai Kawona. Berlokasi di Kabupaten Sumba Barat Daya. Tempat ini tidak hanya indah, namun masih perawan.

Siang itu, matahari di atas kepalaku bersinar dengan sangat sombong dan angkuh. Panasnya sungguh bikin saya gerah dengan semua ini, tapi tidak lebih gerah dari gerahnya masyarakat terhadap para wakilnya.

Es Buah di seberang rumah Pak Camat memanggil-manggil namaku, dan saya pun terhanyut olehnya. Udara di Nusa Tengggara Timur memang sangatlah panas. Hal ini dikarenakan letak dan kondisi geografisnya, membuat angin yang bertiup di daratan NTT adalah angin panas.
Pantai ini sangat sepi
Sekarang saya berada di Kecamatan Loura, Sumba Barat Daya. Kecamatan yang akhir-akhir ini baru saja mekar, dan sedikit membuat saya bingung. Hari ini tujuan saya adalah pergi ke pantai, menyejukkan pikiran dari penatnya kerja mengedit kuisioner yang begitu banyak.

Salah satu cara berwisata gratis adalah dengan mengikuti beberapa proyek survey seperti yang saya lakukan ini. Sudah gratis, dibayar pula.

Bersama empat orang teman, Nike, Siska, dan Hendi, kami pun memacu motor sewaan kami menuju salah satu pantai yang tempatnya tidak jauh dari rumah responden kami, yakni di Desa Kawona, tidak jauh dari Kantor Bupati Sumba Barat Daya, di Jalan Raya Kota Kodi.

Pantai tersebut belum ada namanya, jadi kami namakan pantai tersebut dengan nama Pantai Kawona, sesuai nama Desa dimana pantai tersebut berada.

Saya kira desa ini masih masuk Kecamatan Loura atau Kecamatan Tambolaka, namun ternyata ini masuk Kecamatan Wewewa Barat, yang notabene seluruh desanya berada di daerah pegunungan. Ini malah menyempil di sini.

Jalanan menuju pantai tidak begitu jauh, namun lumayan memacu adrenalin. Kami harus melewati jalan-jalan pengerasan yang berbatu dengan karang-karang tajam. Butuh keahlian khusus meliuk-liukan motor di sini. Kami parkirkan motor sembarangan, karena memang tidak ada tempat parkir di sini.
Rumput laut hijau
Ahh, angin pantai yang sejuk sekaligus panas menerpa wajahku bersama butiran-butiran pasir pantai yang seperti scrub ini. Pasir pantainya benar-benar putih, diselingi oleh sebaran rumput laut yang membuatnya seperti sebuah oase di tengah padang pasir.

Tidak ada pengunjung lain di sini selain kami berempat, dan empat nelayan lainnya yang menatap kami penuh penasaran. Mungkin mereka berpikir, "Itu orang-orang tidak ada kerjaan apa?"

Di seberang pantai terlihat pelabuhan yang tidak terlalu sibuk. Beberapa kali kapal-kapal kecil tampak lalu lalang dengan suara motornya yang begitu berisik. Tapi sungguh, pantai ini direkomendasikan banget buat kalian yang ingin menyepi dan bermeditasi.
sumber : http://travel.detik.com/read/2014/04/07/104700/2542906/1025/4/kawona-sang-perawan-dari-sumba-barat-daya#menu_stop
Share:

Jumat, 20 Maret 2015

Pantai Marosi, Lukisan Alam yang Sempurna di NTT

Takarawa62. Hamparan pasir putih yang bersih di Pantai Marosi menjadi magnet untuk wisatawan. Suasananya yang sepi menyempurnakan keeksotisan lukisan alam di Nusa Tenggara Timur.
Pantai yang terbentang di selatan Kota Waikabubak, Sumba Barat ini masih satu garis dengan Pantai Rua. Pasir putih seperti kristal berpadu dengan birunya air laut menjadi panorama alam yang cantik di Pantai Marosi.
Deburan ombak Marosi juga menjadi tempat surfing terbaik di NTT (magicseaweed.com)
Deburan ombak Marosi juga menjadi tempat surfing terbaik di NTT (magicseaweed.com)
Dua tebing karang yang berada di bagian kiri dan kanannya menjadi pengawal yang terlihat gagah. Berbeda dengan pantai-pantai lain yang berada di kawasan NTT, di sekitar Marosi tidak ada pedagang makanan satu pun. Jadi, bila ingin berlibur ke sini sebaiknya persipkan bekal yang akan Anda bawa.
Sekilas memang tidak terlalu menggoda, tapi kalau sudah menapaki pantainya Anda pasti akan tercengang. Walaupun, masuk dalam jejeran pantai selatan Marosi cenderung memiliki ombak yang tidak membahayakan.
Bahkan para pecinta surfing menyatakan ombak Marosi menjadi salah satu spot terbaik untuk berselancar. Apalagi untuk menikmati keeksotisan pantai ini traveler tidak perlu mengeluarkan biaya untuk tiket masuk. Wah!
Golden Beach saat senja menjelang di Pantai Marosi (Faisal Karim/ACI)
Golden Beach saat senja menjelang di Pantai Marosi (Faisal Karim/ACI)
Memang bukan lapak-lapak pedagang yang menghiasi bibir Pantai Marosi, melainkan pohon-pohon kelapa yang memberikan kesejukan di pinggirnya. Semilir angin yang berhembus mengoyangkan daun-daun kelapa. Suara deburan ombak yang merdu pun menemani alam menari di Pantai Marosi.
Tidak hanya sekadar bersantai, bermalas-malasan di pinggir pantai, atau bermain air. Pelancong juga bisa berkeliling dan menikmati panorama Marosi dengan menggunakan kuda.
Tebing karang berwarna putih yang berada di kiri dan kanan menjadi pengawal Pantai Marosi (kabarhotel.com)
Tebing karang berwarna putih yang berada di kiri dan kanan menjadi pengawal Pantai Marosi (kabarhotel.com) 
Bila senja tiba, bersiaplah untuk melihat pemandangan "golden beach" ala Pantai Marosi. Sinar mentari yang mulai tenggelam, membiaskan cahaya merahnya di seluruh permukaan laut dan Pantai Marosi. Sehingga, pemandangan diseluruh di pantai ini berwarna merah keemasan.
Ya, mulai dari pagi hingga senja menjelang, pantai ini tak henti-hentinya menampakan keeksotisannya. Untuk mencapai Pantai Marosi kita hanya membutuhkan waktu satu jam perjalanan menggunakan kendaraan bermotor dari Waikabubak.
Siapkan, kamera dan waktu Anda untuk mengabadikan lukisan yang cantik dan memesona ini!
Share:

Wisata Pulau Riung, Melihat Indahnya 17 pulau Cantik di Flores




Takarawa62.Taman laut 17 pulau riung ini terletak sekitar 70 Km sebelah utara Kota Bajawa, ibukota Ngada. Pulau Flores Bajawa, Nusa Tenggara Timur. Tempat ini termasuk wilayah kecamatan Riung, Kabupaten Daerah Tingkat II Ngada. Tempat wisata alam Tujuh Belas Pulau Riung ini merupakan gugusan pulau2 kecil dan besar. Total jumlahnya ada 17 Pulau. Pulau-pulau tersebut antara lain : Pulau Wire, Sui, Taor, Tembaga, Tiga (pulau panjang), Bampa, Meja, Rutong, Patta, Halima (pulau nani), Besar, Lainjawa, Kolong, Dua, Ontole (terbesar), Borong, dan Pulau Pau.

Kawasan Taman Wisata Alam Tujuh Belas Pulau merupakan hutan kering. Hampir di seluruh pesisir pantai ditumbuhi dengan pohon bakau.Fauna yang hidup di taman laut 17 pulau riung ini rata2 adalah fauna yang jarang di temui di perkotaan antara lain : komodo, landak, rusa timor, kuskus, biawak timor, ayam hutan, musang, kera, buaya, elang, bluwok, bangau putih, bangau hitam, burung perkici dada kuning, burung nuri, tekukur, burung wontong atau burung gosong, dan kelelawar.

Taman laut 17 pulau riung ini memiliki keindahan yang luar biasa, di taman laut ini wisatawan dapat melihat keindahan bawah laut yang indah di tambah hamparan pasir putih yang sangat terjaga kebersihannya..














http://www.indonesia.travel/public/media/images/upload/poi/tamanlaut17pulau2.jpgsumber : www.indonesia.travel, http://roypazhakuankefa.blogspot.com/2014/02/riung-1000-pulau-taman-laut-17-pulau.html

Share:

Melihat Keindahan Pantai-Pantai Cantik Di Flores

Takarawa62.Flores memang tak lepas dari Pulau Komodo yang eksotis. Selain hewan yang sudah langka, pulau ini juga punya pantai yang tak kalah mempesonanya.

1. Pink Beach

Namanya adalah Pink Beach atau Pantai Pink. Pantai unik ini sudah berhasil memikat banyak wisatawan.Dari jauh, pasir ini tidak akan terlihat pink melainkan hanya putih biasa. Datanglah ke tepiannya dan tunggu sampai ombak menjilat tepian pasir. Warna pink akan terlihat lebih pekat dibanding pasir yang masih kering. Warna merah muda yang ada di pasir ini merupakan komposisi dari koral, pecahan kerang dan kalsium karbonat dari biota laut yang ada di sana. Unik, ya!

Cobalah berenang dan nikmati segarnya air nan biru itu. Jika takut tenggelam, Anda bisa menggunakan pelampung dan jangan lupa menggunakan perlengkapan snorkeling agar bisa menikmati pemandangan di bawah lautnya.

Jika beruntung, Anda bahkan bisa bertemu ikan pari yang sedang asyik bermain pasir di dasar yang tidak terlalu dalam. Tepian Pantai Pink adalah surga bawah laut yang membuat siapapun berdecak kagum. Tak perlu menyelam terlalu jauh karena pemandangan cantik ini bisa dinikmati hanya dalam kedalaman tak sampai 1 meter.

Pasir pink di Pink Beach (Shafa/detikTravel)
2. Pantai Penggajawa

Namun, pesona Flores tidak hanya di Pulau Komodo saja. Ende juga punya pantai yang memiliki pemandangan memukau, yaitu Pantai Penggajawa. Debur ombak yang tinggi, panjangnya garis pantai yang dipenuhi bebatuan hijau, dan putihnya pasir menjadikan Pantai Penggajawa sebagai destinasi wajib saat ke Ende.

Ya, batuan hijau adalah salah satu di antara keindahan lainnya di pantai ini. Uniknya, batuan hijau ini berasal dari dasar laut Penggajawa. Dengan bantuan ombak, batuan tersebut terdampar di Pantai Penggajawa. Tidak ada yang tahu asal muasal asli bebatun tersebut, tapi warga sekitar percaya batuan itu berasal dari dasar laut yang terbawa ombak, hingga sampai ke pinggiran pantai.

Terlepas dari batuan hijaunya, Penggajawa termasuk pantai yang sepi dikunjungi wisatawan. Salah satu spot terbaik untuk melihat panorama pantai adalah dari bukit yang berdiri tegak di kanan dan kiri pantai. Keluarkan kamera Anda dan tangkap semua keindahan milik Penggajawa. Perbukitan di pulau depan pantai, tampak sempurna ditutupi awan tipis. 
3. Pantai Endau

Masih di Ende, ada lagi pantai yang tak kalah cantik dibanding Pantai Penggajawa. Namanya Pantai Endau, ini adalah tempat untuk menyaksikan sunset yang paling indah di Nusa Tenggara Timur.

Datanglah pada sore hari dan tangkap momen paling cantik di Pantai Endau, tenggelamnya sang matahari. Waktu terbaik untuk menangkap sunset adalah sekitar pukul 17.30 Wita. Saat itu sang surya tampak berwarna jingga kemerahan. Pelan-pelan ia bersembunyi di balik awan dan lama-lama menghilang.

sumber : http://travel.detik.com/read/2012/10/04/112622/2054367/1383/3/mengintip-pantai-pantai-cantik-di-flores
Share:

Senin, 09 Maret 2015

Desainer Indonesia Pamer Koleksi di Belanda Mereka memamerkan tenun Sumba, kain batik dan jumputan

 FOTO: Desainer Indonesia Pamer Koleksi di Belanda
Takarawa62.  Dua desainer Indonesia, Denny Wirawan dan Tuty Cholid, memamerkan rancangan mereka di KBRI Den Haag, Belanda, untuk memperingati Resepsi Diplomatik HUT RI ke-69.

Keduanya tampil dengan tema berbeda, Denny menghadirkan tenun Sumba, sedangkan Tuty, batik dan jumputan.

“Dalam acara ini saya menampilkan Tenun Sumba dalam koleksi jaket, mantel dan bolero. Saya begitu jatuh hati dengan Tenun Sumba dan saat ini sedang membina perajinnya di sana,” kata Denny dalam rilis media yang dikirimkan ke VIVAlife

Denny menjelaskan bahwa seni kerajinan kain Tenun Sumba adalah karya kain warisan nenek moyang yang memiliki nilai filosofi tinggi. Kain ini dipakai dalam berbagai upacara adat, kelahiran, kematian dan pasola atau acara ritual balap kuda di Sumba.

Persiapan yang dilakukannya membutuhkan waktu 2 bulan.

Sedangkan Tuty menampilkan warna-warna lembut seperti emas dan kuning muda untuk memberikan kesan anggun. Selain itu Tuty juga menyisipkan warna alam seperti biru laut, hijau tosca dan meah bata.

“Dalam perhelatan yang begitu spesial ini saya mempersembahkan kreasi batik dan jumputan. saya membutuhkan persiapan selama 6 bulan. Motif batik dengan bunga-bunga kecil diyakini bisa lebih masuk untuk pasar Eropa yang lebih menyukai motif simple dan minimalis," kata Tuty Cholid.

Pride of the Indonesian Heritage dihelat di Aula kantor KBRI yang beralamat di Tobias Asserlaan 8, 2517 KC Den Haag, Belanda.
sumber : http://life.viva.co.id/news/read/531854-foto--desainer-indonesia-pamer-koleksi-di-belanda
Share:

Pemerintah Ajukan Proyek Energi Kerja Sama dengan Norwegia, berupa percontohan mobil listrik berbasis surya di Sumba

 Pemerintah Ajukan Proyek Energi Kerja Sama dengan Norwegia
Takarawa62.  Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Komisi VII DPR RI, membahas program mobil listrik bertenaga surya, yang proyek percontohannya (pilot project) sedang dikembangkan di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur.

Menteri ESDM Sudirman Said, menjelaskan kepada anggota parlemen bahwa pemerintah mengajukan proyek tersebut, sebagai program unggulan, yang dicantumkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) Tahun 2015.

Rencana tersebut, diharapkan mendapat persetujuan parlemen. Sehingga, program itu bisa dimasukkan dalam rencana kerja anggaran kementerian/lembaga (RKA-KL) pemerintah tahun ini.

"Ada percontohan mobil listrik berbasis surya di Sumba," ujar Sudirman dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa 10 Februari 2015.

Program ini, ia melanjutkan, memang baru diajukan dalam RAPBN-P 2015. Pemerintah sudah memastikan bahwa proyek energi ini akan bekerja sama dengan Norwegia. Sebelumnya, proyek tersebut tidak dianggarkan dalam APBN 2015. 

"Sumba akan menjadi icon island yang didominasi energi baru yang dikerjakan dengan Norwegia," kata Sudirman.

Selain itu, pemerintah juga menganggarkan dua porgam lainnnya di daerah tersebut. "Program penerangan jalan umum di empat lokasi di Sumba dan pengembangan hutan energi di sana," ujarnya. (asp)
sumber :  http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/588199-pemerintah-ajukan-proyek-energi-kerja-sama-dengan-norwegia
Share:

Melihat Lestarinya Budaya Megalitik di Pulau Sumba, NTT

Takarawa62


Takarawa62. Ketika kendaraan yang Anda tumpangi menyusuri jalanan Pulau Sumba, salah satu pulau menawan dan alami di Provinsi Nusa Tenggara Timur, maka hal yang bisa membuat Anda tertegun adalah betapa banyak kubur batu di pinggir jalan terpampang. Anda dapat melihatnya di sembarang tempat seperti di pinggir jalan, di depan halaman rumah warga, di depan kantor pemerintahan, di lapang terbuka, hingga di perbukitan atau di pesisir pantai.

Kubur batu merupakan warisan budaya megalitik di Tanah Sumba yang masih bertahan hingga sekarang bersama lestarinya agama adat Marapu yang kukuh dipegang warga setempat. Kubur batu atau batu kubur dalam istilah arkeologi disebut dolmen biasanya berbentuk bejana (kabang) maupun watu pawesi. Dalam budaya prasejarah, kubur batu merupakan budaya megalitik muda yang berkembang di Nusantara menjelang tarikh Masehi. Keberadaannya yang masih lestari di Pulau Sumba merupakan keunikan tersendiri karena mampu bertahan sejak masa prasejarah tanpa banyak mengalami perubahan.

Kubur batu berkembang di Pulau Sumba sekira 4.500 tahun lalu. Kubur batu di sini senantiasa dibuat besar dan megah, selain sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur juga sebagai cerminan status pemiliknya. Oleh karenanya, bagi masyarakat Sumba, kubur batu merupakan warisan leluhur yang terus dipelihara dan dipertahankan.




Kubur batu megalitik di Sumba umumnya berukuran 4 x 2 meter, beratnya sampai puluhan ton, disangga empat tiang batu, menaungi jenazah yang dikubur di tanah dalam posisi duduk meringkuk dilapis puluhan kain adat dan ditutup semen. Di atas kubur batu dibuat penji (tugu batu) dengan beragam ornamen hewan seperti kerbau, buaya, kura-kura, atau harimau yang melambangkan raja, ayam atau babi yang menunjukkan kepemimpinan, dan udang yang melambangkan kehidupan hanya berganti bentuk dunia.

Para peneliti budaya dan arkeolog meyakinkan bahwa kubur batu di Sumba merupakan satu-satunya pola hias yang mewakili tradisi pra-sejarah yang masih hidup (living megalithic culture). Tempat-tempat serupa seperti Toraja, Nias, Sabu, Flores, dan lainnya juga memiliki tradisi megalitik sezaman tetapi tidak ada yang disertai dihiasi arca dan relief indah seperti yang ditemukan di Sumba.

Pola Hias bangunan megalitik di Sumba umumnya berupa pahatan tiga dimensi berbentuk arca serta pahatan dua dimensi berbentuk relief. Pola hias tersebut sangat variatif dimana dipengaruhi zaman, kepercayaan religius dan status pemiliknya. Ragam relief tersebut pun kian kreatif dari masa ke masa berupa sulur, huruf ‘S’, atau lingkaran memusat warisan zaman pra sejarah. Ada pula yang menggambarkan tokoh manusia, binatang, serta pola geometris dari masa yang lebih muda.

Apabila Anda bertanya pada tetua adat di banyak kampung adat di Sumba maka mereka akan menjelaskan tentang makna dari relief indah tersebut. Ada yang terkait sifat kehalusan dan kebijaksanaan seorang bangsawan yang biasanya dipahat dengan simbol hewan atau benda alam seperti bulan dan bintang. Ada juga sifat keagungan dan kebesarannya yang disimbolkan dengan benda-benda seperti tombak, parang, pedang, serta bermacam ragam perhiasan. Ada pula berupa hiasan hewan piaraan yang menjadi sumber inspirasi seperti kakatua, kerbau, anjing, kuda, ikan, kadal, dan buaya.


Kubur batu di Sumba merupakan kubur primer yang dipakai secara komunal oleh suami istri dan cucu-cucunya. Jenazah anak kandung tidak dapat dikuburkan bersama jenazah orangtuanya karena pandangan bahwa semasa hidup seorang anak yang telah dewasa dan menikah tidak boleh tinggal sekamar dengan orangtuanya sehingga setelah meninggal juga tidak boleh dikubur dalam kubur batu (odi) yang sama. Sementara jenazah cucu boleh disatukan  dengan kubur kakek-neneknya.

Budaya megalitik di Pulau Sumba bukan hanya terlihat jelas dari kubur batu melainkan juga diresapi secara nyata dari agama adat yang mereka anut, yaitu Marapu. Kepercayaan asli orang Sumba ini bertumpu pada pemujaan arwah nenek moyang serta meyakini roh-roh leluhur sebagai penghubung antara mereka yang masih hidup dan Sang Pencipta. Oleh karena itu, orang Sumba tidak pernah bisa jauh dari kerabat yang telah meninggal dan untuk menjaga kedekatan itu mereka mendirikan batu kubur tepat di depan rumahnya. Rumah adat dan batu kubur merupakan satu paket adat budaya Sumba yang tidak terpisahkan, rumah sebagai tempat tinggal yang masih hidup dan batu kubur sebagai tempat tinggal yang telah telah meninggal.

Ada beberapa jenis kubur batu yang dapat Anda temukan di Sumba, yaitu: pertama, watu pawa'I berupa kubur batu besar berbentuk meja batu (dolmen) yang ditopang beberapa batu bulat sebagai penyangga berjumlah 4 atau hingga lebih. Kubur batu ini adalah untuk para raja dan golongan bangsawan. Akan tetapi, jenis ini tidak selalu menjadi kuburan karena ada juga yang dibangun hanya sebagai monumen agung dan berfungsi sebagai kuburan biasanya dilengkapi batu kubur berukuran lebih kecil, persis di bawah watu pawai. Kedua, watu Kuoba adalah batu utuh yang dipahat membentuk peti dengan lempengan batu lebar sebagai penutup. Batu jenis ini ada yang berhias ada pula yang tidak. Pola reliefnya lebih sederhana dan terletak pada bagian peti batu. Jenis ini umumnya dipakai sebagai kuburan golongan menengah dan keluarganya. Ketiga, koro watu merupakan kubur batu dengan 6 lempengan batu yang disusun menjadi peti batu dimana bagian pertama sebagai dasar, kedua sebagai penutup dan empat bagian lainnya diletakkan pada masing-masing sisi. Jenis ini biasanya langsung diletakkan di atas tanah tanpa perlengkapan lainnya. Keempat, kurukata merupakan varian lain dari koro watu dengan dua lempeng penutup bagian atas yang ditumpuk jadi satu. Kelima, watumanyoba yaitu kubur batu sederhana dengan lempengan batu tanpa kaki yang langsung diletakkan di tanah. Bentuknya ada yang berupa lempengan segi empat, persegi panjang, bulat telur, dan lainnya. Jenis ini umumnya digunakan sebagai kuburan bagi pelayan sehingga sering kali ditemukan bersisian dengan kuburan para raja. Keenam, kaduwatu berupa kubur batu tegak lurus (penji) yang berhiaskan beragam ukiran dan merupakan pasangan batu kubur lain, terutama dari jenis Watu Pawa'i. Jenis ini biasanya berfungsi sebagai pernanda arah kepala atau kaki mayat sekaligus sebagai simbol bangsawan.


Selain bentuknya yang beragam, kubur batu di Sumba juga memiliki keunikan pada ukurannya yang sangat beraneka ragam. Ukuran batu kubur batu tersebut berceritra tentang banyak hal seperti status kebangsawanan dan kekayaan pemiliknya. Itu karena tidak semua orang Sumba mampu mendirikan batu kubur besar dimana pengerjaannya membutuhkan waktu, biaya dan tenaga. Dalam upacara kubur batu perlu menyertakan puluhan ekor hewan kurban, seperti ayam, anjing, babi, sapi, dan kerbau selama menjalankan ritual adat, mulai dari pemotongan batu kubur, penarikan batu kubur hingga pengerjaan batu kubur. Jumlah hewan kurban tersebut berkisar 50 ekor. Hal yang menarik juga adalah bila ukuran kubur batu tersebut besar dan berat sehingga butuh banyak orang menggotongnya agar tiba di kampung atau tujuan diamnya.

Untuk menemukan kubur batu di Sumba pastinya sangat mudah karena dapat ditemukan di setiap sudut tempat di berbagai belahan kampung. Akan tetapi, apabila Anda berhasrat menemukan yang terbesar di Pulau Sumba maka datanglah ke Kampung Wailolung, Desa Anajiaka, Kecamatan U.R. Nggay Barat. Jaraknya sekira 2 km dari Kota Waibakul. Kuburan tersebut adalah peristirahatan terakhir Umbu Tipuk Marissi yang merupakan Bupati Pertama Pulau Sumba.

Pilihan lain, coba datanglah ke Kampung Gallu Bakul di Desa Malinjak, Kecamatan Katiku Tana Selatan, Kabupaten Sumba Tengah. Kubur batu di sana merupakan kubur batu terberat di Pulau Sumba dengan berat mencapai lebih dari 80 ton. Kubur batu tersebut disimpan sejak tahun 1983 sebagai tempat persemayam Umbu Sawola dan keluarganya.

Di Kampung Uma Bara, Desa Watu Hadangu, Kecamatan Umalulu, Sumba Timur, sekira 67 km dari Waingapu ada kubur batu megalitik di sejumlah kampung adat, seperti Kampung Raja Prailiu, sekira 3 km dari Waingapu. Kampung adat dengan kubur batu di sana cukup popular sebagai tempat tujuan wisata di Pulau Sumba
sumber :indonesia.travel/id/destination/718/sumba-menyentuh-tradisi-dari-zaman-batu-dan-keindahan-nan-alami/article/343/kubur-batu-sumba-lestarinya-budaya-megalitik-di-nusantara
Share:

PANTAI BWANNA SUMBA, MELIHAT KARANG BOLONG

Pantai Bwanna, Sumba Barat Daya, NTT

Takarawa62. Penggemar pantai, kelihatannya tidak boleh melewatkan pantai di Sumba, NTT. Datanglah ke Pantai Bwanna yang bersih dan indah seperti nirwana. Di sini ada batu karang bolong yang mempercantik pemandangan. Keren!

Berujung pada sebuah nirwana saat berlibur, tentu itu yang Anda impikan. Apalagi jika sampai lupa, bahwa sebenarnya Anda tak berada dalam sebuah adegan film, melainkan di Pantai Bwanna di Pulau Sumba, NTT.

Lagi punya ide untuk pelesiran? Jangan melulu membayangkan Bali, Lombok, atau Yogyakarta. Banyak turis mancanegara yang justru menemukan hidden paradise di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur, yang kini menjadi kawasan wisata baru.

Tidaklah berlebihan jika di Pulau Sumba Anda akan menemukan nirwananya pantai. Karena, Sumba salah satu pulau yang memiliki kekayaan wisata, baik budaya maupun alamnya yang alami dan spektakuler.
Perjalanan Ke Pantai Bwanna
Indah dan menakjubkan. Sungguh, itulah kalimat yang pantas diungkapkan untuk melukiskan dahsyatnya panorama alam Pantai Bwanna atau Banna. Pemandangan yang tak membosankan mata adalah kompensasi dari sebuah perjalanan yang melelahkan.

Pantai Bwanna atau oleh orang awam disebut Pantai Banna, adalah satu objek wisata pantai yang masih belum tersentuh pembangunan alias masih alami. Pasirnya yang putih, dengan dikelilingi tebing kokoh yang tinggi menambah keindahan pantai ini.

Belum lagi sebuah karang tinggi dengan lingkaran lubang bak cincin di pinggir pantai, menambah keunikan Pantai Bwanna yang jarang dimiliki pantai lainnya. Melihat pemandangan ini, serasa Anda sedang memasuki gerbang nirwana.
Eksotiknya Pantai Bwanna
Pantai ini juga sangat cocok bagi Anda pecinta surfing dan penggemar panjat tebing. Pantai Banna berada di kecamatan Kodi Balagar, Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), tidak jauh dari lokasi atraksi Pasola yang setiap tahun di gelar di Pulau Sumba.

Untuk sampai di Pantai Bwanna (Banna) ini memakan waktu sekitar 2 jam dari Tambolaka, Ibukota Kabupaten Sumba Barat Daya, dengan menggunakan kendaraan roda dua dan hanya 500 meter ke pantai ini. Namun jika menggunakan roda empat, Anda harus berjalan kaki kurang lebih 2 kilometer untuk bisa sampai ke pantai ini.

Pantai ini belum banyak yang mengunjungi, dan akses jalannya masih jalan setapak bagi para warga sekitar yang ingin melaut. Untuk bisa merasakan lembutnya pasir pantai ini masih ada perjuangan lain, yaitu Anda harus melalui jalan menurun yang cukup menantang.
sumber :travel.detik.com /read/2014/03/27/151000/2533767/1025/3/ada-batu-karang-bolong-pantai-bwanna-di-sumba-seindah-nirwana
Share:

Pantai Nihiwatu di Sumba Barat Tercantik ke-17 di Dunia: CNN


Pantai Nihiwatu di Sumba Barat. [Photo: cntraveller.com]
Pantai Nihiwatu di Sumba Barat. [Photo: cntraveller.com]

Takarawa62. TIGA pantai Indonesia dilaporkan CNN sebagai bagian dari 100 pantai terindah di dunia. Salah satunya, Pantai Nihiwatu di Kabupaten Sumba Barat,  bahkan dianggap lebih indah dari Pantai Hanalei Bay di Hawaii.
Pantai sepanjang 2,5 kilometer itu menurut jajak pendapat versi CNN menempati peringkat 17 dari 100 pantai terindah di dunia, seperti dilansir CNN, Selasa (27/1/2015).
Dua pantai lain di Indonesia yang masuk daftar 100 pantai terindah di dunia versi CNN adalah Pulau Derawan, dan Pantai Canggu di Bali. Pulau Derawan berada di posisi 63, dan Pantai Canggu di peringkat 39.
Untuk mencapai ke Pantai Nihiwatu, harus menempuh penerbangan dari Bandar Udara Internasional Ngurah Rai di Bali ke bandara Tambolaka di Sumba Barat dan kemudian berkendara selama 90 menit. Pantai Nihiwatu menyajikan pemandangan pasir dan air laut yang bersih dan karena masih jarang orang, sehingga wisatawan bisa menikmati pemandangan matahari terbenam yang menakjubkan.
Peringkat Pantai Nihiwatu di 100 pantai terindah dunia mengalahkan Pantai Hanalei Bay di Hawaii yang menempati posisi 27. Pantai Hanalei Bay sendiri memiliki latar belakang pegunungan di hamparan samudera. Ombak di Hanalei Bay menjadi surga bagi peselancar. Namun, terkadang badai dan cuaca buruk dapat membuat ombak begitu tinggi.
Sementara itu, posisi pertama pantai terindah versi CNN ini ditempati oleh Pantai Grande Anse Beach di Seychelles. Sementara Pantai Rabbit Italia, Grace Bay di Providenciales menempati posisi kedua dan ketiga.
Pantai Nihiwatu, Sumba Barat. [Nihiwatu Resort]
Pantai Nihiwatu, Sumba Barat. [foto: Nihiwatu.com]
Dalam sebuah laporan sebelum daftar 100 pantai terindah di dunia ini dikeluarkan, CNN juga menyanjung Nihiwatu setinggi langit. Laporan yang dibuat oleh Andrew Demaria yang dikeluarkan pada 1 September 2014 ini diberi judul “Paradise with a conscience: Nihiwatu on Indonesia’s Sumba Island“. Dalam laporan itu disebutkan bahwa karena keindahan Nihiwatu membuatnya klise “surga” pantas dialamatkan ke pantai ini.
CNN juga melaporkan tentang sepasang suami istri Claude Graves dan istrinya Petra yang pada tahun 1984 meninggalkan Afrika Selatan untuk mencari gelombang yang baik untuk surfing. Keduanya kemudian jatuh hati pada Nihiwatu, menetap di Sumba dan mendirikan sebuah resort pribadi di pantai ini. Mereka kemudian mendirikan hotel yang soft launching-nya dilakukan pada tahun 2001 dan mulai beroperasi penuh pada tahun 2005. Hotel yang didirikan di areal seluas 600 acre ini saat ini mempekerjakan lebih dari 300 orang Sumba.
Upaya mempromosikan lokasi ini juga dilakukan oleh Graves dimana ia bersama dengan pebisnis AS Sean Downs mendirikan The Sumba Foundation, sebuah yayasan yang didedikasikan untuk Sumba, pada tahun 2001. Yayasan ini mengklaim telah membawa dampak positif bagi warga dalam radius 120 mil dari lokasi hotel, menurunkan angka infeksi malaria sekitar 85 persen di desa-desa sekitar.
Yayasan ini juga telah mendirikan lima klinik kesehatan serta menjalankan program penanggulangan gizi buruk di wilayah ini yang dibiayai dari dana sebesar $5 juta yang telah didonasikan ke yayasan ini sejauh ini.
Pantai Nihiwatu. [foto: CNN]
Pantai Nihiwatu. [foto: cntraveller.com]
Walaupun mengklaim telah memberikan sumbangsih untuk masyarakat lokal dan menjadikan masyarakat lokal sebagai partner, akomodasi perhotelan yang tersedia di Nihiwatu nampaknya jauh dari jangkauan warga lokal, bahkan terhitung tidak murah untuk wisatawan lokal Indonesia. Biaya akomodasi di akhir tahun 2014 misalnya dimulai dengan $495 per orang per malam. Bahkan yang  menginap di sini dikenakan minimum stay yaitu tiga atau tujuh hari tergantung musim. High season dimulai pada pertengahan Juni sampai pertengahan Oktober. Resort ini ditutup pada bulan January dan February.
Sumber : satutimor.com/pantai-nihiwatu-di-sumba-barat-tercantik-ke-17-di-dunia-cnn.php
Share:

5 Tempat Wisata Mengagumkan di Pulau Flores

Takarawa62.Berada di pulau Flores tak lengkap rasanya jika belum mengunjungi 5 objek wisata berikut ini,

1. Danau Kelimutu


Kelimutu terletak di Desa Koanara, Kecamatan Wolowaru. sekitar 66 km dari kota Ende dan 83 kilometer dari Maumere tepatnya di puncak Taman Nasional Kelimutu. Danau Kelimutu ini memiliki keunikan tersendiri, danaunya memiliki tiga warna yang berbeda anda bisa melihatnya sendiri ketika mengunjungi danau ini.
2. Gua Liang Bua


Liang Bua terletak di Kabupaten Manggarai, Nusai Tenggara Timur 14 kilometer dari Ruteng ibu kota Kabupaten Manggarai. Di sini pernah ditemukan fosil tengkorak manusia purba yang berukuran pendek yang disebut sebagai Homo floresiensis. Di Gua Liang Bua anda hanya bisa melihat gua besar dengan batu stalagmit.

3. Labuan Bajo




Labuan Bajo merupakan pelabuhan yang menjadi pintu masuk ke Taman Nasional Komodo. Di labuan Bajo anda dapat mengunjungi beberapa pulau yang menghadap ke pelabuhan ini seperti Pulau Bidadari, Pulau Kanawa, Pulau Kukusan Kecil dan Pulau Serayu. Selain itu anda juga dapat mengunjungi Gua Batu Cermin di Labuan Bajo.

4. Taman Nasional Komodo


Siapa yang tidak kenal Taman Nasional Komodo atau Pulau Komodo, Taman Nasional ini merupakan tempat favorit para wisatawan yang mengunjungi Flores. Di pulau ini anda bisa melihat Komodo berkeliaran dari dekat, tentunya dengan pemandu wisata.

5. Pink Beach




Pernahkah anda melihat hamparan pasir pantai berwarna merah muda? tentu belum bukan? Inilah salah satu keindahan alam yang ada di Flores, Pantai merah muda ini hanya dapat ditemukan di 7 Negara yaitu Indonesia, Bermuda, Filipina, Italia, Yunani, Bahamas, Karibia.
sumber : idtempatwisata.com/8-tempat-wisata-mengagumkan-di-flores.html 
Share:
Diberdayakan oleh Blogger.

Quote

"Berbagi itu indah, sekecil apapun akan sangat berarti bagi yang membutuhkan"~My RO

Blogger templates